Iklim
organisasi sebagai faktor pendukung terlaksanannya tugas-tugas aparat dapat
berjalan dengan lancar, sistimatis, terorganisasir, cepat dan tepat sehingga
target dapat dicapai sesuai yang telah ditetapkan apabila iklim organisasi
dalam kondisi yang mendukung dalam pengertian tidak terjadi konflik, kesempatan
berinovasi yang luas, kebebasan memberikan pendapat yang membangun,
kepemimpinan yang tidak otoriter sehingga menciptakan suasana nyaman dan kondusif.
Sebagaimana
yang dikemukakan oleh Nitisemito (1991:183), bahwa lingkungan kerja adalah
segala sesuatu yang ada di sekitar pada pegawai dan dapat mempengaruhi dirinya
dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankannya. Lingkungan kerja yang
harmonis, hubungan kerja yang baik, rendah dari sumber stres akan menciptakan iklim organisasi yang
memberikan kesempatan berprestasi bagi pegawai.
Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa iklim organisasi yang kurang
menyenangkan akan mengakibatkan hasil kerja yang dicapai oleh aparat akan
menurun, karena para aparat tidak dapat mencurahkan kompetensi dirinya terhadap
tugas-tugasnya yang menjadi bebannya atau dengan arti lain bahwa aparat akan sangat terganggu dengan iklim organisasi
yang tidak memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas dengan maksimal.
Kinerja
berbeda antara satu karyawan dengan karyawan lainnya (As”at, 1982 : 5) karena
kinerja dipengaruhi oleh dua hal yaitu :1). Faktor individu. Kinerja yang
dihasilkan antara pegawai dapat berbeda
karena adanya faktor-faktor individu yang berbeda misalnya karena perbedaan
kemampuan, fisik, perilaku, kompetensi dan faktor-faktor individu lain. 2).
Faktor situasi. Faktor –faktor situasi juga berpengaruh terhadap kinerja yang
dicapai oleh anggota organisasi, situasi yang mendukung misalnya adanya sarana
yang baik, ruangan yang tenang, pengakuan atas pendapatnya, pemimpin yang
mengerti kebutuhannya dan demokratis. Pemimpin yang otoriter, sistem kerja yang
tidak konsisten, pelayanan yang tidak memuaskan tekanan terhadap peran tentu
akan menimbulkan kinerja yang rendah. Sebagaimana diungkapkan oleh Gibson et.al
(1983 : 52) memberikan gambaran variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja,
dengan sketsa seperti pada gambar berikut ini :
Berdasarkan
model tersebut dapat diketahui bahwa kinerja timbul dengan sendirinya disamping
adanya upaya dan kemampuan dan kinerja jang dipengaruhi oleh faktor lain. Kinerja
berhubungan dengan sikap seseorang terhadap psikologik tertentu atau attitude are importance consideration of
work performance. They accupy
central position in the process of transforming work requirement in effort.
Dipandang dari sudut motivasi khususnya imbalan yang akan diperoleh sehubungan
dengan adanya kinerja seseorang akan terlihat bahwa kinerja merupakan jalan
yang memuaskan kebutuhan. Sesuai dengan yang dikatakan Gibson et.al (1983)
bahwa kebutuhan berhubungan dengan kekurangan yang dialami oleh seseorang pada
waktu tertentu.
Kebutuhan dipandang sebagai pembangkit,
penguat perilaku, artinya apabila terdapat kekurangan kebutuhan maka orang akan
lebih peka terhadap usaha motivasi. Diuraikan oleh Rao (1986:88) hal-hal yang
membuat karyawan lebih berprestasi karena merasa bahwa pegawai diperlukan
organisasi, mendapatkan harapannya, tersedia peluang bagi dirinya untuk
berkembang, mendapatkan imbalan yang diharapkan dan diperlakukan dengan penuh
toleransi.
Pendapat dari Rao akan lebih
kuat lagi apabila hasil pekerjaannya
dapat bersifat memperoleh penghargaan intrinsik maupun ekstrinsik. Perbedaan antara hasil
intrinsik dan ekstrinsik penting memahami reaksi karyawan terhadap pekerjaan
karyawan. Hasil semcam itu dianggap khas yang hanya ada pada pekerjaan
profesional dan teknis, namun pada dasarnya semua pekerjaan dapat menimbulkan
hasil intrinsik yang melibatkan perasaan tanggung jawab, tantangan dan
pengakuan serta merupakan hasil dari ciri khas kerja seperti keragaman, otonomi
identitas. Sebaliknya hasil ekstrinsik merupakan obyek atau kejadian yang
mengikuti upaya karyawan sendiri sehubungan dengan faktor-faktor lain yang
terlibat secara langsung dalam pekerjaan itu sendiri. Kondisi kerja, rekan kerja, tempat kerja yang
merupakan bagian yang penting dari pekerjaan itu sendiri.
Sumber :
Fitria
Sari, Pengaruh Iklim Organisasi dan Kompetensi terhadap kinerja Pejabat
Fungsional Auditor di Inspektorat Kota Surabaya. Tesis. Program Pascasarjana Program Studi
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas
Airlangga.
0 komentar:
Posting Komentar